Thursday, October 3, 2013

Kerangka Pemikiran Thomas Aquinas

Estetika
(kerangka pemikiran Thomas Aquinas)

 

Thomas Aquinas

            Estetika merupakan kekuatan utama dari semua seni. Ibarat jantung pada tubuh manusia, estetika memiliki peranan penting bagaimana seni bisa memanifestasi emosi, perasaan dan pikiran manusia. Dengan adanya estetika, seni dapat memberikan kesenangan, atau kepuasan emosi melalui campur tangan persepsi indera. Estetika sendiri dipengaruhi oleh banyak hal seiring dengan perkembangan jaman.
            Thomas Aquinas merupakan salah satu teolog sekaligus seorang pastor yang memiliki pengaruh besar dalam berkembangnya teori estetika pada abad pertengahan. Sebagai guru di salah satu Universitas di Paris dan Italia, Thomas Aquinas menunjukkan bahwa dengan dasar teori Plato (427 SM), Aristoteles  (384 SM) dan teori Agustinus bisa diperoleh pemikiran filosofis yang lebih sempurna.
            Sebagai seorang teolog, ia tetap mengakui otonomi filsafat yang mendasarkan diri pada kemampuan akal budi. Akal budi yang dimiliki manusia mempunyai kemampuan membedakan mana yang baik dan yang buruk dalam kawasan alamiah. Dengan adanya iman, manusia dapat menggapai pengetahuan yang tidak bisa tercapai oleh akal budi. Jadi, teologi dan filsafat seharusnya berdiri berdampingan untuk saling melengkapi.
            Pengetahuan Alam berasal dari akal budi yang tujuannya menjelaskan hal-hal bersifat duniawi, atau hal-hal yang dapat ditangkap indera. Sedangkan pengetahuan Iman berpangkal dari wahyu yang disampaikan Allah, salah satunya melalui Kitab Suci.
            Thomas Aquinas terpengaruh dengan adanya teori Plato yang mengumpamakan bahwa segala sesuatu yang kita lihat hanya merupakan bayang-bayang dari idea. Thomas Aquinas melihat bahwa segala sesuatu yang indah pada dunia, merupakan simbol dari keberadaan Tuhan atau keindahan yang ada pada dunia ilahi. Juga terpengaruh oleh teori Aristoteles yang mengatakan bahwa seni dapat membantu pemurnian jiwa. Di satu sisi, Plato telah membuka jalan pemecahan antropologis yang selaras dengan iman, tetapi di sisi lain, Aristoteles memiliki pandangan lebih kuat. Teori Thomas Aquinas untuk hal-hal yang bersifat duniawi dipengaruhi oleh pemikiran Aristoteles, sedangkan hal-hal metafisik yang menyangkut keimanan dipengaruhi kuat oleh Plato.
            Selain oleh Plato dan Aristoteles, Thomas Aquinas juga terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran NeoPlatonisme Agustinus yang menggambarkan hubungan harmonis antara yang ada di dunia dengan Yang Esa. Dimana hal tersebut serupa dengan semakin berkembangnya ilmu tentang Tuhan. Hubungan tersebut diungkapkan melalui teori emanasi dan remanasi. Emanasi merupakan hubungan turun dari Yang Esa, sampai ke materi yang ada di dunia, dan remanasi merupakan gerakan kembali atau pemurnian diri kembali kepada Yang Esa.
            Estetika pada jaman ini berawal dari teologi, dipengaruhi karena adanya perkembangan mengenai teosentris yang mengungkapkan adanya Tuhan sebagai Yang Ilahi. Keindahan adalah percikan dari kesempurnaan Ilahi. Meurut Thomas Aquinas keindahan juga tak hanya bersifat subjektif, tapi juga objektif. Yang dimaksudkan dengan sifat subjektif dari estetika adalah keindahan pada suatu hal dapat ditangkap secara berbeda-beda pada setiap manusia yang merasakannya. Misalnya suatu seni ketika dilihat oleh seseorang secara fisik dan batin bisa memberikan ketenangan, sedangkan oleh orang lain bisa memberikan pengalaman yang berbeda. Tetapi sifat objektif yang dimaksudkan Thomas Aquinas adalah bahwa diantara orang-orang tersebut pastilah ada sekelompok orang yang memiliki pengalaman keindahan yang sama. Dengan begitu, pastilah estetika memiliki kriteria tertentu sehingga keindahan yang ditangkap bisa serupa oleh sekelompok orang.
            Terdapat 3 syarat keindahan menurut Thomas Aquinas yaitu integritas/ kelengkapan, harmoni/ proporsional dan kecemerlangan. Tiga hal ini juga dipengaruhi oleh adanya gereja pada jaman tersebut.

            Keindahan adalah aspek dari yang baik, sehingga dalam karya seni, keindahan diidentikkan dengan kebaikan. Keindahan berasal dari Tuhan yang dilambangkan dengan cahaya terang. Yang indah juga lah yang menyenangkan secara inderawi.