Cikal Bakal filsafat, pada jaman Yunani Kuno, berawal dari seorang bangsawan yang lahir di Athena, bernama Plato.
Walaupun iya mendapat ajaran ini dari gurunya, Sokrates, tapi ia yang menulis buku pertama kali tentang filsafat dan pemikiran-pemikiran nya beserta pemikiran gurunya. Ayah Plato merukapan raja terakhir di Athena, sedangkan ibunya seorang hukum ternama di sana. Ajaran-ajaran Sokrates membukakan mata Plato akan luasnya ilmu-ilmu di semesta ini. Sehingga pada tahun 384 SM ia mendirikan sekolah Akademika, sebagai cikal bakal pendidikan sampai saat ini.
Politeia / Republic merupakan karyanya yang paling terkenal.
Ia percaya bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari ide. Ide adalah sebuah prinsip universal yang memungkinkan sesuatu untuk ada. Bagaimana sebuah benda / hal bisa muncul di dunia, karena berawal dari ide. Misalnya saja kenyataan dari kursi menurut Plato bukan lah sesuatu yang bisa dilihat (bukan kursi itu sendiri, bukan kayu maupun bahan-bahan yang membentuk kursi itu), tetapi adalah ide dasar dari kursi itu sendiri. Bagaimana orang menciptakan kursi itu karena adanya ide untuk beristirahat dengan nyaman. Bagian material dari kursi itu bukanlah kebenaran sesunggunya, melainkan hanya bagian dari kebenaran sesunggunya.
Idea sendiri bersifat universal, nalar, dan kekal.
Universal berarti tidak berawal dari 1 orang dan berakhir pada 1 orang. Jadi bisa dimanfaatkan oleh semua orang.
Nalar berarti tidak konkrit. Abstrak. Jadi hanya bisa ditangkap oleh akal manusia.
Kekal berarti kalau benar saat ini, berarti benar untuk di masa yang akan datang.
Alegori Gua (allegory of the cave)
merupakan pemikiran dari plato, menggambarkan tentang seorang tahanan di dalam gua. Tahanan tersebut di ikat dengan selalu menghadap ke tembok. Ia tidak bisa melihat apa yang ada di belakangnya, tetapi karena di belakangnya ada api, ia hanya bisa melihat bayang-bayang yang dipantulkan benda2 yang terkena cahaya api tersebut.
Sama seperti manusia. Di mana kebanyakan orang hanya bisa melihat bayang-bayang dari kebenaran sejati. Hanya orang yang menggunakan nalar nya lah yang bisa kabur dari penjara
Menurut Plato, Estetika sifatnya tidak kekal, karena hanya merupakan pengalaman indrawi. Estetika hanya menjauhkan kita dari ide. Yang mendekatkan kita pada ide hanyalah nalar.
Jadi, seni menurut plato merupakan hal imitasi. Yang derajatnya paling rendah. Karena merupakan tiruan dari tiruan. Contohnya gambar sepatu, merupakan tiruan dari sepatu itu sendiri yang merupakan hasil dari ide.
Keberatan plato terhadap seni:
Walaupun iya mendapat ajaran ini dari gurunya, Sokrates, tapi ia yang menulis buku pertama kali tentang filsafat dan pemikiran-pemikiran nya beserta pemikiran gurunya. Ayah Plato merukapan raja terakhir di Athena, sedangkan ibunya seorang hukum ternama di sana. Ajaran-ajaran Sokrates membukakan mata Plato akan luasnya ilmu-ilmu di semesta ini. Sehingga pada tahun 384 SM ia mendirikan sekolah Akademika, sebagai cikal bakal pendidikan sampai saat ini.
Politeia / Republic merupakan karyanya yang paling terkenal.
Ia percaya bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari ide. Ide adalah sebuah prinsip universal yang memungkinkan sesuatu untuk ada. Bagaimana sebuah benda / hal bisa muncul di dunia, karena berawal dari ide. Misalnya saja kenyataan dari kursi menurut Plato bukan lah sesuatu yang bisa dilihat (bukan kursi itu sendiri, bukan kayu maupun bahan-bahan yang membentuk kursi itu), tetapi adalah ide dasar dari kursi itu sendiri. Bagaimana orang menciptakan kursi itu karena adanya ide untuk beristirahat dengan nyaman. Bagian material dari kursi itu bukanlah kebenaran sesunggunya, melainkan hanya bagian dari kebenaran sesunggunya.
Idea sendiri bersifat universal, nalar, dan kekal.
Universal berarti tidak berawal dari 1 orang dan berakhir pada 1 orang. Jadi bisa dimanfaatkan oleh semua orang.
Nalar berarti tidak konkrit. Abstrak. Jadi hanya bisa ditangkap oleh akal manusia.
Kekal berarti kalau benar saat ini, berarti benar untuk di masa yang akan datang.
Alegori Gua (allegory of the cave)
merupakan pemikiran dari plato, menggambarkan tentang seorang tahanan di dalam gua. Tahanan tersebut di ikat dengan selalu menghadap ke tembok. Ia tidak bisa melihat apa yang ada di belakangnya, tetapi karena di belakangnya ada api, ia hanya bisa melihat bayang-bayang yang dipantulkan benda2 yang terkena cahaya api tersebut.
Sama seperti manusia. Di mana kebanyakan orang hanya bisa melihat bayang-bayang dari kebenaran sejati. Hanya orang yang menggunakan nalar nya lah yang bisa kabur dari penjara
Menurut Plato, Estetika sifatnya tidak kekal, karena hanya merupakan pengalaman indrawi. Estetika hanya menjauhkan kita dari ide. Yang mendekatkan kita pada ide hanyalah nalar.
Jadi, seni menurut plato merupakan hal imitasi. Yang derajatnya paling rendah. Karena merupakan tiruan dari tiruan. Contohnya gambar sepatu, merupakan tiruan dari sepatu itu sendiri yang merupakan hasil dari ide.
Keberatan plato terhadap seni:
- Karena seni menjauhkan kita dari ide
- Seni bersifat emosional sehingga tidak kekal
Tokoh yang berpengaruh berikutnya, Aristoteles. Merupakan murid Plato, belajar di Akademika selama 18 tahun. Pada tahun 342 SM diundang ke Makedonia sebagai guru pribadi Iskandar Agung Muda. Kemudian kembali ke Athena membuat sanggar nya sendiri yang bernama Lyceum.
Aristoteles banyak menentang hal-hal yang diajarkan oleh gurunya, Plato, terbukti dari teorinya Hyle-morfisme. Hyle adalah materi yang memungkinkan suatu benda memiliki bentuk. Dan Morfisme adalah prinsip yang memberi aktualitas / kenyataan pada materi.
Terdapat 4 penyebab terbentuknya hal-hal di dunia:
- Penyebab Material (Causa Materialis) - material pembuat bentuk
- Penyebab Formal (Causa Formalis) - rancangannya / blueprint
- Penyebab Efisien (Causa Eficiens) - hubungan benda-benda sebagai proses pembuat
- Penyebab Final (Causa Finalis) - kegunaan / fungsi akhir
Jadi Seni menurut Aristoteles merupakan khatalis / pemurnian. Karena perasaan yang terdapat di lubuk manusia dipancing oleh seni dan pada akhirnya dikeluarkan untuk dilegakan dari emosi-emosi tersebut.
Menurut saya, walaupun turunan dari teori Aristoteles bertentangan dengan teori yang dimiliki Plato, tapi sebenarnya inti dasar teori mereka tidak bertentangan, melainkan teori Aristoteles hanya merupakan penyempurnaan dari teori Plato. Karena teori Plato memiliki kelemahan dengan mengabaikan material dari benda itu sendiri. Tetapi Aristoteles tetap mempertimbangkan ide, yang disebutnya sebagai Causa Finalis).
Pada tahun 250, Plotinus menyempurnakan lagi teori mereka, yang disebut teori Emanasi dan Remanasi.
Emanasi berawal dari Yang esa, membentuk Nous, Jiwa Dunia, Jiwa Individual, dan berakhir pada Materi.
Sedangkan Remanasi merupakan gerak kembali dari emanasi. Yang berawal dari Materi, Jiwa individual, Jiwa Dunia, Nous, dan berakhir pada Yang Esa.
Tahap Remanasi terdiri dari:
- Purification - pemurnian diri
- Kontempletation - merenungkan hal-hal yang ada di dunia
- Ekstasis - penyatuan atau peleburan melalui bertapa, puasa, dll
No comments:
Post a Comment