Monday, November 25, 2013

Estetika Rasionalisme Jerman

Estetika Rasionalisme mulai berkembang di Jerman sekitar abad ke 17. Rasionalisme merupakan periode kebudayaan dan pergerakan intelektual di abad ke 18 terutama di Eropa. Jaman ini disebut juga era pencerahan / enlightment.

Era Rasionalisme ini ingin mengungkapkan bahwa segala pengalaman terutama estetika bisa dijelaskan secara logic. Menjelaskan secara scientific mengapa bisa ada hal-hal estetis di dunia ini. Mengapa orang bisa merasakan keindahan setelah melihat dan merasakan sesuatu, merasa terharu, dan sebagainya.
Rasionalisme ingin mengungkapkan bahwa estetika bukan hanya absesi abstrak semata.

Tokoh-tokoh pada era ini:

Alexander Gottlieb Baumgarten
Ia lahir di Berlin, Jerman yang merupakan anak ke 5 dari 7 bersaudara dari seorang ayah pendeta 'Jacob Baumgarten' dan 'Rosina Elisabeth'. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Gottfried Wilhem Leibniz yang merupakan seorang filsuf dan matematikawan asal Jerman.
Juga dipengaruhi oleh Christian Wolff. Pada tahun 1742, ia merupakan pengajar filsuf pertama yang memberi kuliah tentang estetika dan dari mata kuliah ini diterbitkan buku Aesthetics.
Baumgarten merupakan bapak estetika modern. Karena sebelumnya tidak ada pelajaran estetika di universitas.

Estetika oleh Baumgarten (pembedaan 'kognisi)

  1. Indrawi (sesitiva) = kemampuan kognisi yang lebih rendah (inferior), yang mencerap sensasi dan membentuk pengetahuan indrawi. Merupakan apa yang kita dengar dan kita lihat (seperti tonalitas warna, komposisi)
  2. Intelek (intellectus) = kemampuan kognisi yang lebih tinggi, yang mengetahui hal-hal secara filosofis. merupakan analisa konseptual.
Estetika bisa jadi pengetahuan karena bukan hanya berdasar pada emosi-emosi indrawi, sehingga estetika dan logika saling melengkapi.

Definisi Estetika: sebagai teori tentang liberal arts, sebagai kognisi yang lebih inferior, sebagai teori tentang berfikir secara indah dan sebagai seni berfikir yang dapat disamakan dengan akal. Estetika merupakan sebuah sains mengenai kognisi pancaindrawi / sensual cognition.

Liberal arts : kemampuan manusia secara menyeluruh
Inferior : berfikir melalui indra lebih dari otak
Indah : ada keindahan bisa dihasilkan dari berfikir secara logis dan rinci (semangat jaman / zeitgeist)

Definisi estetika menurut Baumgarten : kapasitas kognisi inferior yang terbentuk secara alamiah, diwajibkan untuk berfikir secara alamiah. Hal ini tidak saja mungkin ada secara simultan dengan kapasitas kognisi alamiah yang lebih tinggi, tapi diwajibkan sebagai prasyarat / sine qua non. berfikir secara indah (beautiful thinking)

kebenaran estetik : sebuah kebenaran yang melindungi pengalaman yang dirasakan secara langsung, dalam kekayaan dan kompleksitasnya secara individu.

Estetika monad : representasi estetik tentang kesatuan yang lebih besar dalam suatu benda yang indah (berfikir secara indah)

Pengalaman estetis yang tidak langsung seperti pengalaman estetis yang sudah di filter oleh kemampuan logika, menghubungkan pengalaman visual dengan interpretasi / analisa / evaluasi pada karya lewat kompleksitas karya.

3 Kriteria kebenaran estetik:
  • Kekayaan imajinasi : lebih sempurna bila semakin banyaknya elemen individual.
  • Magnitud / besarnya imajinasi : kompleksitas yang terkait dengan suatu permasalahan
  • Kejelasan / kejernihan penyampaian dan penghadiran
fungsinya adalah untuk menilai kesempurnaan dari kognisi / pengetahuan pancaindrawi

Kejelasan ekstensif: sebuah kejelasan yang mengumpulkan sebanyak mungkin representasi yang membingungkan / terpilah-pilah. Kejelasan ekstensif ini harus dijadikan tolak ukur kesempurnaan kognisi panca indrawi karena jelas / jernih meski tetap kabur / ambigu. Contoh: Elemen dalam sebuah karya bila dipisah-pisah tidak akan memiliki makna.

Kebenaran estetis vs kebenaran logis:
Sifatnya indrawi, tidak selalu konseptual, tidak bisa didapatkan melalui logika semata.

Nilai guna seni:
  1. Teori mengenai confused cognition sebagai teori tentang pengalaman pancaindrawi  yang membantu rasionalitas
  2. berhadapan dengan seni membantu kita menjadi manusia yang lebih utuh, yang mampu menyeimbangkan sensualitas dan rasionalitas.
Sumbangan Baumgarten
  • Estetika dapat masuk sebagai disiplin ilmu cabang filsafat
  • Penekanan terhadap pancaindrawi sebagai aspek kognisi
  • Moses Mendelssohn = menekankan bahwa kepuasan yang secara unik didapatkan oleh manusia datang dari benda / objek estetik

No comments:

Post a Comment